Kamis, 16 April 2009

HIV Aids

Ilmuwan Inggris Temukan Jel untuk Cegah Penularan AIDS

aids.gif

Perang terhadap Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), terus mengalami kemajuan. Sejumlah ilmuwan yang dipimpin Profesor Robin Offord dan Olivier Hartley dari Universitas Jenewa, Swiss, baru-baru ini, berhasil mengembangkan sejenis molekul yang diyakini dapat melindungi manusia dari virus HIV/AIDS.

Sebuah protein yang disempurnakan dari protein sistem kekebalan tubuh manusia itu terbukti dapat melindungi monyet betina dari virus HIV. Rencananya, formula itu dikembangkan dalam bentuk jel yang dapat digunakan manusia untuk mencegah penularan HIV secara seksual. Dalam uji laboratorium, senyawa itu mampu melindungi sel dari serangan virus HIV selama satu hari penuh.

Artinya, secara teori, orang yang menggunakan jel kimia itu terlindungi dari serangan HIV/AIDS setidaknya 24 jam sebelum berhubungan seks. Maksimal pada tahun depan, efek samping jel tersebut terhadap manusia sudah dapat diketahui. Kemudian, obat pencegah itu diuji tingkat kemanjurannya dalam menghalangi infeksi HIV/AIDS pada kelompok yang berisiko tinggi.

Selanjutnya, Offord dan rekan-rekannya akan mengembangkan cara yang lebih murah dan mudah untuk membuat molekul tersebut. Seperti diketahui, HIV dapat memproduksi sel sendiri dalam aliran darah manusia, yaitu pada sel-sel darah putih (leukosit). Sel-sel darah putih yang biasanya melawan bila diserang virus, tidak akan melawan HIV.

Hal ini bisa terjadi karena HIV merupakan sejenis retrovirus atau virus yang dapat berkembang biak dalam darah manusia. Belakangan, virus tersebut menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih, termasuk limfosit, yang disebut “T-4″ atau T-penolong (helper) yang juga dikenal dengan sel CD-4. Untuk dapat menginfeksi CD-4, HIV membutuhkan reseptor–satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dalam tubuh–yang disebut CCR5.

Menurut penelitian Offord dan timnya, orang yang mempunyai banyak sel CD-4 dengan sedikit CCR5 hampir dipastikan aman dari infeksi HIV. Sel itu berperan sebagai kurir sistem kekebalan kimia yang disebut regulated on activation normal T expressed and secreted (RANTES). Nah, RANTES inilah yang sedang dikembangkan oleh tim pimpinan Offord untuk mencegah infeksi HIV.

polimer

Polymer Informatics,
Membuat Komputer Mengerti Kimia

oleh Hosea Saputro Handoyo
mahasiswa HAN University of Professional Education, Belanda

polimerinfo.jpg

Polimer mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para biolog ataupun kimiawan, mulai dari DNA hingga PVC. Masyarakat Indonesia mungkin lebih sering mendengar kantong plastik “kresek” dibandingkan istilah polimer itu sendiri. Polymer chemistry dalam beberapa tahun ke belakang mulai dlirik sebagai inovasi dalam anti-cancer nanomedicine seperti yang telah dikemukan Ruth Duncan (2006) dalam Nature Reviews Cancer.

Dalam sistem ilmu polimer ‘tradisional’, salah satu tantangan yang paling sering dihadapi dalam riset adalah mencari molekul yang tepat. Bukan molekulnya tetapi nama yang tepat. Untuk mencari molekul CCC=C saja misalnya;
a. CAS, American Chemists Society memberi nama 1,3-butadiene, homopolymer
b. IUPAC, memberi nama polybutadiene, poly(but-1-ene-1,4-dyl), 1,4-polybutadiene, atau poly(buta-1,3-ene)
c. Scion (DuPont) memberi nama poly-1,3-butadiene

Dapat dibayangkan, berapa banyak waktu yang harus kita gunakan hanya untuk mencari satu molekul dengan berbagai nama dalam PubChem/PubMed/ Web of Science/ bahkan Scholar Google. Perlu disadari juga polymer chemist yang ada di dunia pun pasti akan terbagi-bagi dalam ‘parpol-parpol’ ?nya masing masing-masing yang mengikuti IUPAC, CAS, atau Scion dalam publikasi mereka. Rumit sekali bukan?

Beranjak dari permasalahan ini, Dr. Nico Adams, seorang polymer chemist sekaligus informatician, berusaha untuk mempermudah hidup dari polymer chemists ataupun para peneliti yang berurusan dengan dunia polimer. Bersama timnya di Unilever Cambridge Centre for Molecular Informatics (UCCMI), beliau mulai mengembangkan sebuah sistem yang mampu “mengorganisir” dunia polimer melalui teknologi informatika. Dengan menciptakan Polymer Markup Language, UCCMI membuat sebuah ‘bahasa’ dimana computer mampu mengenali istilah-istilah polimer bahkan menyusun hingga memprediksi struktur hingga physical properties dari molekul itu.

Tidak berhenti sampai disitu, mereka pun membuat program yang diberi nama OSCAR atau Open Source Chemistry Analysis Routines (kini dalam generasi ke-3) yang mampu memindai artikel riset dan merangkum semua polimer yang ada dalam artikel tersebut dan membandingkannya dengan database. Ini akan membuat kesalahan analisis dan pencantuman data dapat dihindari secara dini. Walaupun demikian, pengawasan manusia masih diperlukan mengingat masih belum sempurnanya program ini.

Setelah Bioinformatics, kini Polymer Informatics, membuat hidup menjadi lebih mudah dengan membuat komputer mengerti kimia.

So Lonely

kadang kehidupan memaksa kita
melihat sesuatu yang kita benci
karena kita berpijak pada mungkin
Apa yang kita harapkan tidak selalu sesuai dengan angan dan cita,

bahkan menorehkan luka.

biarkan itu menjadi pelajaran,

karena dalam kesabaran terdapat kelapangan jiwa sejat
i

Senin, 06 April 2009

Stainless Steel

Mengapa Stainless Steel Tidak Berkarat ?


Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang cukup banyak.

Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi ini. Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom.

Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa bantuan instrumen moderen.

Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai ‘karat’.

Stainless steel, dapat bertahan ‘stainless’ atau ‘tidak bernoda’ justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik. (SI)

http://www.chem-is-try.org/tanya_pakar/mengapa_stainless_steel_tidak_berkarat/


Emas putih BUKAN platina


Emas putih BUKAN platina

Emas putih adalah campuran emas Au (yg berwarna kuning) dan logam lain yg berwarna putih seperti nikel Ni, perak Ag, palladium Pd, platinum Pt atau rhodium Rh. Adanya campuran logam2 putih ini akan mengubah warna emas dari kuning menjadi putih. Emas kuning adalah campuran antara emas Au, tembaga Cu dan seng Zn; sehingga warnanya kuning. Kadar emas dinyatakan dengan karat. 18 karat artinya 75% emas dan 25% logam lain.



Platina Pt adalah logam berwarna putih. Dalam perhiasan, satuan kemurnian platina dinyatakan dengan Pt900, Pt950 dan Pt1000. Pt900 artinya perhiasan tersebut mengandung platina 90% (900 from 1000). Umumnya yg digunakan dalam perhiasan adalah Pt900 dan Pt 950, meski ada juga Pt 1000 (platina murni). Platina 2 kali lebih berat daripada emas. Harga pergramnya 2-2,5 kali lebih mahal daripada emas. Jadi untuk desain yg sama (bentuknya sama) maka cincin platina akan lebih mahal 4-5 kali daripada emas. Oleh karena itu gelang atau kalung dari platina akan sangat jarang ditemui karena harganya sangat mahal.

Emas putih supaya warnanya cemerlang maka perlu disepuh (plating) dengan rhodium. Lama-lama platingnya ini akan hilang sehingga emas putih perlu disepuh lagi dengan rhodium supaya warnanya cemerlang. Platina warnanya tidak akan pernah pudar.

Gambar disebelah kiri ini menunjukkan cincin dari emas putih yg disepuh rhodium (atas) dengan cincin dari platina. Sama kan warnanya. Sedang gambar di sebelah kanan menunjukkan cincin yg dibuat dari platina dan emas putih yg tidak disepuh. Warna putih adalah platina, sedang warna gelap itu adalah emas putih.

http://cikubembem.blogspot.com/2005/11/emas-putih-bukan-platina.html


Rabu, 01 April 2009

Es Krim

Dibalik Lezatnya Es Krim

es-krim

Seperti juga coklat, maka es krim adalah makanan favorit tua muda. Lihat saja di mal atau supermarket, tua muda rela antri untuk membeli es krim. Apa istimewanya es krim sehingga disuka banyak orang? Tentu saja karena rasanya yang enak dan teksturnya yang sangat lembut tidak seperti es pada umumnya.

Ingin tahu mengapa es krim beda dengan es batu biasa???

Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.

Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk laktosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier biasanya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Untuk stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin diberi rasa strawberry tentunya diberi perasa strawberry dan pewarna merah. Ingat, pewarna yang diberikan tentunya harus pewarna makanan bukan pewarna tekstil lho.

Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.

Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan makromolekular berair yang telah diberi gula. Peranan emulsifier (misalnya: gliserol monostearat komersial) adalah untuk membantu stabilisasi terkontrol dari emulsi didalam freezer. Perubahan-perubahan polimorfis lemak pada es krim selama penyimpanan menyebabkan perubahan bentuk pada globula awalnya, yang berkombinasi dengan film protein yang agak lepas, menyebabkan terjadinya penggumpalan di dalam freezer. Stabilisasi gelembung-gelembung udara pada es krim juga terjadi karena adanya kristal-kristal es dan fasa cair yang sangat kental. Stabiliser polisakarida (misalnya: carrageenan) menaikkan kekentalan fasa cair, seperti juga gula pada padatan non-lemak dari susu. Stabiliser-stabiliser ini juga dikatakan dapat memperlambatan pertumbuhan kristal-kristal es selama penyimpanan. Hal ini karena jika kristal-kristal esnya terlalu besar maka akan terasa keras di mulut.

Nah ternyata es krim itu seru kan, gak cuma berisi air saja. Hayooo…. Siapa yang jadi ingin makan es krim???

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/dibalik-lezatnya-es-krim/

Gold plating

Gold plating (electroplating) - Gold per Mil-G-45204C

For your Gold plating and gold electroplating requirements, Professional Plating, Inc. has facilities for gold electroplating both small and large parts in various sized barrels, racks and wiring.

Gold is unique with its yellow color. Also, gold is a precious metal, which means that it will not oxidize in air, so its electrical conductivity stays uniform over long periods of time. It is ideally suited for gold electroplating applications. Gold plating offers good corrosion resistance, good solderability, and when alloyed with cobalt, it has very good wear resistance. Gold is commonly used in electrical switch contacts, connector pins and barrels, and other applications where intermittent electrical contact occurs.

DSC_7656

Gold Plating & Gold Electroplating Specification

Specification: MIL-G-45204 Gold Plating, Electrodeposited

  • Type I 99.7 % gold minimum; hardness grade A, B, or C. Gold plating used for general-purpose, high-reliability electrical contacts, solderability, and wire wrap connections.
  • Type II 99.0 % gold minimum; hardness grade B, C, or D. A general-purpose, wear-resistant gold. It will not withstand high-temperature applications because the hardening agents in the gold plating will oxidize.
  • Type III 99.9 % gold minimum; hardness grade A only. Gold plating for semiconductor components, nuclear engineering, thermocompression bonding, and high-temperature application.

Gold Plating & Gold Electroplating - purity and coating thickness

Co-deposited impurities can make soldering more difficult, and for this reason high purity gold plating is preferred. Soldering requirements are best achieved when gold electroplating coatings range between 0.00005 and 0.0001 inch (50 and 100 micro inches) thickness.

Gold Plating & Gold Electroplating - Hardness Grades

  1. 90 knoop, maximum
  2. 91-129 knoop, inclusive
  3. 130-200 knoop, inclusive
  4. 201 knoop, minimum

Gold over silver is not recommended for electronics hardware.

Gold Plating - Underplate Recommendations
Gold Electroplating - When gold is applied to a copper rich surface such as brass, bronze, or beryllium copper, metal ions from these base metals will diffuse into the gold layer and degrade its hardness and non-oxidizing properties. An antidiffusion underplate such as nickel (electroless or sulfamate) should be applied to prevent this. We recommend electroless nickel under gold where part flexure of deformation is not expected and a bight finish is desirable. Where part flexure or deformation is expected, we recommend sulfamate nickel as the underplate because of its higher ducility.

Gold Plating

http://www.proplate.com/gold.html

Kompor gas berbahan bakar sekam padi

Kompor gas berbahan bakar sekam padi

Benarkah konversi minyak tanah ke bahan bakar gas dapat menghemat energi? Benarkah konversi ini dapat menghemat anggaran negara? Mungkin, tapi yang jelas anggaran keluarga kalau gas nya terbuat dari biomasa.

Penduduk di daerah terpencil, yang kesulitan mendapatkan pasokan minyak tanah dan gas dapat memanfaatkan biomasa yang mudah diperoleh dari sekitarnya. Alexis Belonio dari Filipina mengembangkan kompor berbahan bakar sekam padi. Ide ini didapatkan dari rasa tidak tega melihat sekam padi yang tidak dimanfaatkan secara efektif.

Kompor sekam ini terdiri dari dua bagian pokok, gasifier dan burner. Cara kerjanya, sekam dalam bejana berbentuk silinder dibakar dari bagian atas. Udara bertekanan dialirkan dari bagian dasar kompor menggunakan fan listrik kecil untuk membantu pembakaran. Sekam tidak sekaligus terbakar sempurna, tetapi terbakar parsial menghasilkan hydrogen, karbon monooksida dan berbagai hidrokarbon ringan ringan. Proses ini disebut pirolisis, atau penguraian oleh panas. Hasil pirolisis tersebut kemudian diumpankan ke burner/ pembakar sekunder yang menutupi permukaan atas bejana tadi.

Kelebihan kompor ini adalah selain desainnya yang sederhana, gas hasil pirolisis dapat didinginkkan dan dialirkan melalui pipa tanpa kehilangan kualitas api yang biru. Akibatnya bermacam-macam konfigurasi dapat dilakukan. Yang paling sederhana adalah menggabungkan burner dan gasifier. Konfigurasi lain dapat juga dengan memisahkan gasifier dengan burner yang terhubung pipa besi. Jumlah burner pun bisa lebih dari satu tergantung kapasitas gasifier.

Kelemahan kompor ini adalah pengoperasian tunggal, mengharuskan penghentian api saat mengisi ulang sekam. Setelah sekam terbakar menjadi arang, kerapatannya menjadi lebih tinggi, sehingga membutuhkan pasokan udara yang bertekanan lebih tinggi. Juga setelah menjadi arang, sekam tidak menghasilkan gas lagi sehingga harus diganti sekam yang baru. Walaupun demikian, kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan 2 buah gasifier yang dinyalakan bergantian.

Pakar gasifikasi biomasa Dr Paul Anderson memuji tinggi penemuan Belonio ini. Sebelumnya, beliau dan rekannya Dr. Reed dari Biomass Energy Foundation, sempat menyatakan bahwa gasifikasi yang baik dalam perangkat yang sederhana sebagai mustahil. Atas penemuan ini, Belonio mendapatkan penghargaan dari Rolex Award tahun 2008.

Walau didesain untuk sekam padi, tapi saya yakin, dengan sedikit modifikasi, kompor ini dapat digunakan dengan biomasa padatan lain.

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/kompor-gas-berbahan-bakar-sekam-padi/

Paladium

Paladium

Sejarah

Paladium dinamakan setelah asteroid Pallas ditemukan pada waktu yang sama. Pallas adalah dewi kearifan Yunani.

Sumber

Ditemukan pada tahun 1803 oleh Wollaston, paladium ditemukan dengan logam grup platina lainnya (platina dan rodium) di Rusia, Amerika Selatan, Etiopia, dan Australia. Paladium juga ditemukan bergabung dengan deposit nikel-tembaga di Afrika Selatan dan Ontario. Pemisahan paladium dari logam grup platina lainnya tergantung pada jenis bijih yag ditemukan.

Sifat-sifat

Unsur ini adalah logam putih seperti baja, tidak mudah kusam di udara, dengan kerapatan dan titik cair paling rendah di antara logam grup platina. Ketika ditempelkan, paladium bersifat lunak dan bisa ditempa; suhu rendah meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Paladium dilarutkan dengan asam nitrat dan asam sulfat.

Pada suhu kamar, logam ini memiliki sifat penyerapan yang tidak lazim hingga 900 kali lipat dari volume hidrogen, sehingga memungkinkan membentuk Pd2H. Meski demikian, masih belum jelas apakah Pd2h ini bersifat sebagai senyawa. Hidrogen berdifusi melewati paladium yang dipanaskan, menghasilkan prinsip pemurnian gas hidrogen.

Kegunaan

Paladium yang sangat halus adalah katalis yang baik dan digunakan untuk proses hidrogenasi dan dehidrogenasi. Juga digunakan dalam campuran alloy untuk perhiasan yang diperdagangkan.

Emas putih adalah alloy emas yang diawawarnakan dengan penambahan paladium. Seperti emas, paladium dapat dibentuk menjadi lembaran setipis 1/250000 inch. Logam ini digunakan dalam dunia kedokteran gigi, pembuatan jam, pembuatan alat-alat bedah, dan kontak listrik

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/paladium/